Tak Sanggup Bertahan, La Silawa Akhirnya Tutup Usia
La Silawa (kanan) ketika dijenguk Agus Tantomo (tengah).
BBC - La Silawa, kakek berusia 78 tahun itu akhirnya tutup usia. Sempat dirawat di RSUD dr Abdul Rivai Tanjung Redeb selama 5 hari, kakek sebatang kara yang sebelumnya tinggal di pondok kecil di Kampung Labanan Jaya itu akhirnya tak mampu bertahan melawan penyakitnya.
La Silawa mengembuskan nafas terakhir, Kamis (8/10) subuh tadi, di pondoknya di Labanan Jaya, tepat di belakang PDAM Labanan Jaya.
“Jenazah almarhum dikebumikan siang ini,” sebut M Hatta Basrie, sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Berau yang intens memantau perkembangan La Silawa.
Sementara
itu, Isran, tetangga yang selama ini merawat La Silawa menyampaikan ucapan
terima kasih atas bantuan yang sudah diberikan warga Berau.
“Terima kasih pak Agus Tantomo yang sempat menjenguk almarhum. Juga tim PMI Berau yang sudah memberikan bantuan,” kata Isran.
Sebelumnya viral di media sosial, kakek La Silawa yang hidupnya tanpa sanak keluarga, kondisinya sedang sakit parah. Sehari setelah mendapat informasi tersebut, tim PMI Berau sempat memberikan bantuan sembako sekaligus membawa tim medis guna pemeriksaan kesehatan.
Saat didatangi tim PMI, La Silawa terlihat merintih kesakitan. Tubuhnya tampak lebih banyak terlihat tulang. Sementara perutnya bengkak, juga kakinya.
![]() |
La Silawa sempat diperiksa dokter dari PMI Berau. |
Dokter PMI, dr Yushelly Dinda P sempat melakukan pemeriksaan. La Silawa mengeluh kesakitan, bahkan mengalami sesak nafas. Oleh dokter, kakek itu disarankan segera dirujuk ke rumah sakit. Dugaan sementara, selain sesak nafas, kemungkinan ginjalnya sudah terganggu.
Agus Tantomo, wakil bupati Berau yang sedang non aktif karena cuti, juga sempat menjenguk dan meminta agar kepala kampung beserta jajarannya bersedia membawa si kakek ke rumah sakit.
La Silawa hanya tinggal di pondok dari kayu bekas ukuran 3 x 2 meter, bantuan dari para tetangga yang baik hati merawatnya selama ini. (*)
Tidak ada komentar: