"Sekali Buang Sampah ke Laut, Maratua Akan Tinggal Nama"
![]() |
Agus Tantomo |
TANJUNG REDEB – Berau serius dalam menggenjot sektor pariwisata. Itu terungkap dalam acara webinar ke-15, Indonesia Inbound Tour Operator Association (IINTOA) yang diselenggarakan virtual, Jumat (23/10) tadi. Webinar diikuti seluruh pelaku bisnis wisata, yang selama ini kerap mendatangkan turis dari luar negeri ke Indonesia. Harapannya, IINTOA juga akan menggenjot datangnya turis asing ke Berau, selepas pandemi nanti.
Webinar dibuka Ketua IINTOA Paul Edmundus dan dipandu moderator
Joko Purwanto, menghadirkan pembicara Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub,
Wakil Bupati Berau (non aktif) Agus Tantomo dan CEO Sunsea Resort Maratua, Adhitya
Rahman Syuhada.
Pada kesempatan itu Agus Tantomo menyampaikan, selama
pandemi Covid, praktis sektor wisata ikut terpuruk. Bahkan hingga tahun depan
diprediksi belum pulih total. Momen itu, kata Agus, akan dimanfaatkan untuk melakukan
revitalisasi sarana dan prasarana wisata di Berau, agar bisa lebih baik.
“Ada banyak keluhan turis asing sepulang dari wisata di Kepulauan
Derawan. Kekurangan itulah yang harus diperbaiki saat ini, mumpung belum banyak
pengunjung,” kata Agus. Ia berharap, dengan revitalisasi yang akan dilakukan,
tidak ada lagi pengunjung yang komplain, bahkan bisa berkunjung lagi di masa
mendatang.
Di depan anggota IINTOA, Agus menyampaikan, Kepulauan Derawan dan Maratua sudah sangat dikenal. “Bahkan CNN Travel 2018 menempatkan Berau sebagai satu dari 10 tempat menyelam terbaik di Asia Pasifik. Satu-satunya dari Indonesia,” katanya.
Saat ini, Berau juga sedang bekerja sama dengan Pemerintah Seychelles,
Afrika Timur, untuk pengembangan Maratua. “Kami bekerja sama dengan konsultan
internasional dari London, yang sebelumnya membuat perencanaan wisata di Dubai.
Ini dilakukan untuk membuat perencanaan detail pengembangan Maratua dan
sekitarnya,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub
menyampaikan, birokrasi dan aturan pemerintah di sektor wisata selama ini
terlalu banyak. “Ini yang membuat semua tidak lincah dalam mengelola sektor
pariwisata,” ujarnya. Ia juga menyampaikan, pemerintah provinsi belum serius mengembangkan
sektor wisata. “Selama ini hanya di atas kertas, tapi tidak ada aksinya,”
sebutnya.
Dikatakan, tak kurang dari 10 ribu orang dari sektor
pariwisata di Kaltim terkena dampak Covid. Menurutnya itu akan menjadi
perhatian dan harus diselesaikan. “Sementara baru bisa memberikan stimulus
dana,” katanya. Kaltim sudah mengalokasikan dana stimulus dampak Covid Rp 388
miliar per april 2020, termasuk di dalamnya cluster pariwisata,” katanya.
![]() |
Rusman Yaqub |
Sementara itu, Paul Edmundus, Chairman IINTOA menyatakan walau saat ini Indonesia masih belum membuka perizinan masuk turis asing, penting bagi pelaku industri pariwisata untuk terus memasarkan pariwisata dalam negeri untuk menarik turis wisman. “Begitu Covid selesai, maka wisatawan juga akan datang,” katanya.
Paul juga mengingatkan khusus untuk masyarakat di Maratua
dan Derawan untuk tidak membuang sampah ke laut. “Ini menjadi perhatian penting
para turis asing. “Sekali saja turis melihat warga buang sampah ke laut,
Maratua hanya akan tinggal nama,” bebernya.
Karena itu, ia berharap semua pihak memperhatikan soal
kebersihan lingkungan jika ingin wisata Berau benar-benar sebagai potensi
andalan.
![]() |
Adhitya Rahman |
Pada kesempatan itu, CEO Sunsea Resort Maratua Adhitya Rahman Syuhada mempromosikan keunggulan wisata Maratua dan sekitarnya, juga fasilitas resort yang dimiliki. “Kami berterima kasih dengan pemerintah. Setelah ada pembangkit listrik di Maratua, biaya operasional kami bisa lebih efisien. Sehingga tarif sewa resort juga bisa diturunkan,” pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar: