2021, APBD Berau Hanya Rp 1,5 Triliun
![]() |
Agus Tantomo (kiri) dan Ketua DPRD Berau Madri Pani |
BBC - Wakil Bupati Berau, H Agus Tantomo dan Ketua
DPRD Kabupaten Berau Madri Pani menandatangani kesepakatan bersama terhadap Kebijakan
Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun
Anggaran 2021 dan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA) - PPAS APBD Perubahan 2020. Penandatanganan dilakukan
di Ruang Rapat DPRD Kabupaten Berau, Senin (14/9) pagi.
Sidang paripurna pengambilan keputusan merupakan tindak
lanjut dari paripurna penyampaian dan penyerahan rancangan KUA-PPAS yang telah
diserahkan Pemkab Berau beberapa waktu lalu kepada anggota dewan, dan telah
disetujui seluruh fraksi di DPRD Berau
Wakil Bupati Berau H Agus Tantomo mengucapkan terima kasih kepada
ketua dan wakil ketua DPRD Berau serta seluruh anggota Badan Anggaran DPRD Berau
yang telah melakukan pembahasan Rancangan KUA – PPAS APBD Berau 2021 dan KUPA –
PPAS Perubahan APBD 2020.
Poin yang telah disepakati dan menjadi catatan penting dan prioritas
dari hasil pembahasan KUA – PPAS APBD 2021 antara lain, infrastruktur
dasar, infrastruktur ekonomi, pengembangan sektor pertanian, peningkatan
dan pelayanan kesehatan.
Sedangkan APBD Perubahan 2020 di antaranya penanganan Covid-19,
pembayaran - pembayaran kepada pihak ketiga, mengurangi biaya operasional
OPD, peningkatan kualitas lingkungan hidup, terutama perbaikan - perbaikan
sanitasi, dan peningkatan ekonomi kerakyatan melalui UMKM. Terangnya
"Pendapatan daerah 2021 Rp 1,5 triliun lebih. Begitu
pula belanja derah nilainya sama dengan pendapatan, yakni Rp 1,5 triliun lebih,"
urainya.
Setelah adanya perubahan pada 2020, pendapatan daerah
mencapai Rp 2,2 triliun lebih. Sementara belanja daerah 2020 setelah dilakukan
perubahan sebesar Rp 3,6 triliun lebih.
Usai mengikuti rapat paripurna, Agus Tantomo kepada wartawan
menjelaskan, secara umum pendapatan daerah di 2021 turun drastis. "Kalau
tahun ini hampir menyentuh Rp 3 triliun, maka tahun depan hanya setengahnya.
Artinya lebih kurangnya Rp 1,6 triliun saja,” katanya.
Penyebab turunnya pendapatan tersebut adalah harga batu bara
yang selama ini menjadi andalan pendapatan daerah, anjlok. Ditambah kondisi
pandemi Covid-19.
“Kabarnya produksi batu bara turun hingga 60 persen,” ungkapnya.
Untuk jangka pendek, Agus Tantomo menyampaikan akan
menyesuaikan kebijakan pemerintah pusat dan provinsi. ”Pasti nanti ada program
- program stimulan. Saya perkirakan
dalam waktu dua minggu nanti, pemerintah pusat akan mengumumkan kita masuk
resesi ekonomi, dan itu harus diiringi dengan percepatan pergerakan
ekonomi," pungkasnya. (ji)
Tidak ada komentar: