Menyusuri Tuwou, Tempat Eksotis di Pedalaman Segah (1)
![]() |
Agus Tantomo bersama kedua anaknya. |
Gunung Lumut, Bisa Dijual Sebagai Wisata Eksklusif
Bumi Batiwakkal tak hanya memiliki keindahan wisata bahari.
Kawasan pedalaman juga menyimpan potensi tempat pelesiran yang tak kalah seru.
Seperti di Gunung Lumut di Kecamatan Segah, bisa menjadi objek wisata alam yang
memacu adrenalin.
Sebelum bertolak menuju Tuwou, Segah, Jumat (5/6), Wakil
Bupati Berau, H Agus Tantomo mampir salat jumat di Masjid Baitul Makmur,
Kampung Tepian Buah, Segah. Salat Jumat tersebut merupakan salat jumat pertama,
setelah sebelumnya masjid ini tidak beroperasi selama wabah Covid-19.
Pada kesempatan itu, Agus Tantomo sebagai ketua Palang Merah
Indonesia (PMI) Berau, menyerahkan bantuan bahan baku dan alat penyemprot
disinfektan untuk masjid tersebut. Agus Tantomo juga memberikan bantuan alat
pengukur suhu badan (thermo gun) untuk pengurus masjid tersebut. Tak hanya
masjid, bahan baku dan alat penyemprot disinfektan juga diberikan untuk gereja
di Tepian Buah, yang diterimakan oleh Kepala Kampung Tepian Buah, Surya Emi
Susianti.
Usai salat Jumat, Agus Tantomo bertolak menuju Tuwou. Namun
mobil yang ditumpangi sempat mengalami kendala. Beberapa kali coba diperbaiki,
namun ternyata kurang maksimal. Alhasil, mobil ini pun terpaksa dititipkan di
Camp milik PT Sumalindo di Km 35. Wabup pun menumpang mobil lain.
Lokasi Gunung Lumut ini sekitar 100 kilometer dari Kampung
Tepian Buah, Segah. Saat mendaki gunung ini, mobil memang harus ekstra
hati-hati. Selain itu, untuk menuju Tuwou, tidak bisa menggunakan mobil
sembarangan. Syarat mutlak yang tidak boleh dilanggar adalah, harus menggunakan
mobil dobel gardan, alias mobil berpenggerak empat roda (4WD). Jangan coba-coba
untuk menggunakan mobil biasa, jika tidak ingin tergelincir di Gunung Lumut.
Ya, Gunung Lumut adalah salah satu jalur yang harus dilalui
jika ingin menuju Tuwou. Gunung Lumut sendiri merupakan salah satu destinasi
wisata yang belum banyak diketahui publik. Penyebabnya ya itu tadi. Tidak mudah
untuk mencapai puncak gunung ini. Jalurnya yang berupa jalan tanjakan berbatu
sepanjang 3 kilometer dengan kemiringan hampir 45 derajat, hanya bisa dilalui
mobil dobel gardan yang kondisinya prima.
Mobil yang ditumpangi media ini pun sempat beberapa kali
istirahat sebelum menanjak di kawasan ini. Maklum, mobil dobel gardan itu
umurnya sudah uzur. Pun menggunakan teknologi lama, belum ada turbonya.
Sehingga mobil sempat ngos-ngosan setiap kali menanjak.
Ada pula mobil lain pembawa logistik pun sempat tergelincir
mundur beberapa detik. Ini terjadi karena pengemudi masih menggunakan dobel
gardan yang ringan. Sementara untuk bisa mencapai puncak, mobil harus
menggunakan dobel gardan berat (4L). Menurut sopir perusahaan yang beroperasi
di kawasan itu, untuk menanjak harus menggunakan gigi satu dan dobel gardan
berat. Begitu juga saat turun.
Sebelum mencapai Gunung Lumut pun, setidaknya ada dua sungai
yang harus dilewati oleh mobil. Maklum, belum ada jembatan yang melintasi dua
sungai tersebut. Sehingga mobil pun harus sangat hati-hati saat melintasi
sungai berbatu tersebut.
Namun, semua perjuangan melintasi jalur sejauh 100 kilometer
itu akan terbayar lunas begitu sampai di puncak Gunung Lumut. Hamparan
pemandangan alam hijau yang eksotis dengan awan menggantung, seolah mampu
menghapus semua lelah di perjalanan. Belum lagi dinginnya udara yang menerpa
wajah, seketika mampu menghapus keringat di wajah, dan mendinginkan tubuh yang
kegerahan.
Di Gunung Lumut pula, ada air terjun Sungai Telus yang
mengalir deras. Airnya segar, bahkan terasa nikmat saat melintasi tenggorokan.
Tak heran, warga lokal selalu menampung air terjun ini dengan jeriken, sebagai
bekal air minum di perjalanan.
Bagi penggemar wisata alam, kemping di kawasan ini bisa
menjadi salah satu pilihan untuk menikmati kepingan surga yang indah ini.
Wakil Bupati Berau Agus Tantomo menyampaikan, Gunung Lumut
dan kawasan di sekitarnya bisa
menjadi wisata alam yang sangat menjanjikan.
“Apalagi di tengah pandemi Corona, lokasi ini bisa jadi wisata alternatif yang
jauh dari keramaian,” sebutnya.
Paket wisata di kawasan ini harus dikemas secara eksklusif,
sehingga wajar jika harganya nantinya sesuai untuk kelas premium. “Yang ke sini
harus diatur, tidak boleh terlalu banyak orang. Harus dibatasi, sehingga orang
tetap bisa berwisata dengan aman dan nyaman di tengah pandemi Corona,”
bebernya.
Ia pun berharap, peluang potensi wisata ini ditangkap oleh
para pelaku jasa wisata. “Nanti akan saya rapatkan dengan Dinas Pariwisata,”
kata Wabup.
Agus Tantomo pun terlihat sangat menikmati keindahan lokasi
tersebut. Dua anaknya yang ikut serta, Dilan dan Nabila pun tampak sangat
gembira berada di puncak gunung ini. “Hawanya dingin, airnya juga segar,” sebut
Nabila. Tak ketinggalan, Agus Tantomo pun meminta momen itu diabadikan dengan smartphone
miliknya. Usai menikmati keindangan Gunung Lumut, perjalanan pun berlanjut ke
Tuwou. (bersambung)
Sumber: prokal.co
Tidak ada komentar: