Jual HP Butut Demi Beli Beras
![]() |
Yossi (kanan) ketika didatangi wanita yang menjual HP. |
BBC – Elisa, wanita berusia 19 tahun itu tampak lesu. Wajahnya
pucat. Dengan langkah perlahan, dia memberanikan diri menemui setiap orang,
hanya untuk menjual HP butut. HP itu adalah satu-satunya harta yang tersisa. Harapannya,
setelah terjual bisa dibelikan beras untuk anaknya yang baru berusia 9 bulan.
“Saya jual Rp 40 ribu aja pak,” kata Elisa. HP yang dijualnya itu hanya untuk menelpon dan terima
pesan pendek (SMS). Bukan HP android atau smarthone. Sabtu (17/5/2020) malam
itu, langkah wanita ini terhenti di Jalan Pulau Semama Tanjung Redeb, di warung
Rumah Kreatif Berau. Ia menawarkan HP itu kepada Yossi, pria yang mengelola
rumah kreatif itu.
Kepada Yossi, wanita itu menceritakan alasan kenapa sampai
menjual HP itu. Suaminya, Ahmad, sudah hampir satu bulan tidak lagi bekerja sebagai kuli
penambang pasir. Pandemi Corona menjadikan beberapa orang harus kehilangan
pekerjaan, termasuk Ahmad. Sedangkan anaknya baru berusia 9 bulan.
Idealnya, anaknya mendapat gizi yang cukup, termasuk diberi susu. Namun
nyatanya, kondisi ekonominya tidak memungkinkan.
“Makanya saya jual HP ini untuk beli beras. Supaya bisa kasih
bubur sama air cucian beras ke anak saya,” ucap Elisa lirih.
Jika warga lain setelah puasa masih bisa berbuka dengan
makan nasi. Tapi wanita ini dan keluarga kecilnya terkadang harus puasa 24 jam,
karena memang tidak ada lagi yang bisa dimakan. Pendek kata, bisa makan satu
kali sehari saja sudah cukup. Belum lagi harus memikirkan membayar uang sewa
rumah Rp 600 ribu per bulan.
Mendengar kisah wanita ini, Yossi dan rekannya Suhartanto
benar-benar tak sampai hati. Bersama wanita tersebut, mereka kemudian melihat
langsung kondisi keluarga kecil yang tinggal di sebuah rumah sewa di Jalan Pemuda
Gang 99 Tanjung Redeb, tak begitu jauh dari Jalan Pulau Semama. Lokasi rumah sewanya masuk sekitar 50 meter dari depan gang. Di sebelah kanan terdapat rumah bangsal berwarna biru. Keluarga ini tinggal di pintu paling pertama.
Benar saja, begitu didatangi, kondisinya cukup membuat siapa saja yang melihat bisa mengelus dada.
Benar saja, begitu didatangi, kondisinya cukup membuat siapa saja yang melihat bisa mengelus dada.
![]() |
Suami wanita tersebut (kanan) tak lagi bekerja hampir satu bulan. |
“Saya mau pulang ke Berantai aja pak. Karena sudah tidak ada pekerjaan lagi di sini,” kata Ahmad. Lagi pula, tak ada lagi uang yang bisa dibayarkan untuk uang sewa. Sementara di Kampung Berantai, Kecamatan Tabalar, di sana ada rumah mertuanya.
“Kalau saya perantauan dari Jawa, istri saya yang orang
Berantai, orang Dayak,” sebutnya. Saat
istrinya menjual HP butut itu pun, kondisi keluarga ini betul-betul belum
bertemu dengan makanan sama sekali.
![]() |
Suhartanto (kanan) menyerahkan bantuan dana dari Wabup Berau Agus Tantomo. |
Yossi segera keluar, membelikan sembako untuk keluarga ini.
Sementara rekannya, Suhartanto, menyampaikan informasi tersebut ke Wakil Bupati
Berau H Agus Tantomo. Setelah mendengar penjelasan dari Suhartanto, orang nomor
dua di Berau itu lantas mengirimkan sejumlah uang untuk membantu keluarga tersebut.
(*)
Tidak ada komentar: